
- March 25, 2023
Waspada TBC Anak Meningkat! – linisehat.com
Sahabat Sehat, belakangan ini sedang marak kasus TBC pada anak. Berdasarkan liputan Media CNN Indonesia, menurut Imran Pambudi, M.P.H.M., Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI pada Hari TBC Sedunia pada 17 Maret 2023 yang lalu, terdapat 57.500 anak usia sekolah yang menderita TBC. Angka ini meningkat tajam, jika dibandingkan angka TBC anak pada 2021 yang hanya sebanyak 42.187 kasus.
Pada tahun 2022 angka TBC juga meningkat tajam menjadi sejumlah 100.726 kasus. Sementara pada awal kuartal tahun 2023 ini, angka TBC anak sudah mencapai setengah jumlah kasus di tahun 2022. Tentunya, angka kasus TBC pada anak yang tinggi ini perlu diwaspadai. Bagaimana caranya? Yuk, simak dulu fakta terkait TBC pada anak berikut ini!

Apa itu TBC?
TBC atau tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru. Selain paru-paru, bakteri tersebut juga dapat menyerang organ lain seperti kulit, tulang, kelenjar getah bening, usus, ginjal, bahkan otak. Bakteri penyebab TBC dapat menular lewat percikan air ludah pasien, contohnya saat pasien batuk atau bersin tanpa menggunakan masker.
Penyakit TBC ini tak hanya dapat menyerang orang dewasa, tapi juga dapat menyerang anak-anak. Perlu diketahui bahwa TBC pada anak dapat disembuhkan dengan pengobatan TBC yang tepat. Apabila tidak, maka pasien anak berisiko menjadi TBC resisten atau menjadi kebal obat.
Apa gejala TBC pada anak?
Ada beberapa gejala TBC pada anak yang perlu diwaspadai, misalnya seperti anak mengalami penurunan berat badan dalam 2 bulan terakhir, merasa lemas dan lesu, serta munculnya benjolan pada kelenjar di leher rahang bawah/ketiak/selangkangan. Selain itu, TBC juga bisa ditandai dengan anak yang mengalami batuk yang tidak kunjung membaik walau sudah diberi antibiotik selama lebih dari 2 minggu maupun mengalami demam tanpa sebab dengan suhu yang umumnya tidak tinggi selama lebih dari 2 minggu.
Bagaimana cara mendeteksi TBC pada anak?
Penyakit TBC biasanya dideteksi dari pemeriksaan dahak atau foto toraks. Namun kedua pemeriksaan tersebut terkadang sulit untuk mendeteksi TBC. Maka yang dapat dilakukan untuk dapat mendeteksi TBC pada anak adalah dengan melakukan penilaian dan pembobotan terkait gejala yang diderita anak, serta melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke profesional kesehatan. Jadi sangat penting untuk mendeteksi gejala pada anak. Apabila anak sudah menunjukkan gejala yang telah disebutkan di atas, segera periksakan ke fasilitas kesehatan terdekat ya, Sahabat Sehat.

Bagaimana caranya agar anak tak tertular TBC?
Walaupun TBC adalah penyakit menular, tapi penularannya dapat dicegah. Nah, berikut ini lima langkah pencegahan penularan TBC pada anak.
- Memastikan anak telah menerima vaksinasi BCG;
- Menjaga imunitas anak dengan memberikan asupan gizi seimbang;
- Menjaga lingkungan tempat tinggal tetap bersih, memperoleh sinar matahari yang dapat masuk ke dalam rumah secara cukup, dan tidak lembab;
- Melakukan tracing sumber penularan TBC dan memastikan rantai penularan TBC tidak meluas; serta
- Memastikan pasien mendapatkan pengobatan TBC yang tepat.
Semoga informasi mengenai TBC pada anak ini bermanfaat. Sahabat Sehat, mari cegah penularan TBC pada anak dengan melakukan langkah pencegahan di atas dan deteksi dini TBC, demi generasi Indonesia yang lebih sehat!
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP
Submit A Comment