
- June 12, 2023
Schistosomiasis, ‘Demam Keong’ Akibat Infeksi Cacing
Schistosomiasis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing, di Indonesia penyakit ini menjadi ancaman di wilayah Sulawesi. Pada tahun 2016, Kemenkes menyatakan bahwa masih ditemukan pada 28 desa yang berada di Sulawesi Tengah, yakni 5 desa di Kabupaten Sigi dan 23 desa di Kabupaten Poso. Jumlah penduduk yang terjangkit di kawasan tersebut berkisar 30.600 orang.
Sebenarnya, seperti apa sih penyakit ini? Simak penjelasannya di bawah ini ya, Sahabat Sehat!

Apa itu schistosomiasis?
Schistosomiasis adalah infeksi yang terjadi akibat infeksi cacing darah dengan genus Schistosoma. Penyakit ini juga disebut sebagai demam keong karena larva infektif yang hidup di dalam tubuh keong menjadi salah satu media penularannya.
Ada lima spesies trematoda yang diketahui dapat menginfeksi manusia, yaitu S. haematobium, S. intercalatum, S. japonicum, S. mansoni, dan S. mekongi. Menurut WHO, pada tahun 2021 ada setidaknya 251,4 juta orang memerlukan pengobatan pencegahan infeksi cacing ini. Penularan schistosomiasis telah dilaporkan oleh 78 negara, namun yang paling banyak terjadi di negara berkembang Afrika, Asia, Amerika Selatan dan beberapa kepulauan Karibia.
Gejala yang dirasakan
Munculnya rasa gatal dan kemerahan pada kulit menjadi tanda awal masuknya cacing ke tubuh. Sedangkan, seseorang yang menderita demam keong dan sudah memasuki fase akut akan mengalami demam, nyeri kepala, nyeri otot dan sendi, serta sesak napas.
Kemudian, cacing ini akan menyerang organ pencernaan atau hati yang menimbulkan gejala konstipasi atau diare, tukak lambung dan usus, tingginya tekanan darah pada vena porta dan pembuluh darah pada sistem pencernaan, fibrosa hati, serta pendarahan pada tinja. Kondisi tersebut termasuk dalam gejala fase kronik.

Bila cacing masuk kedalam sistem urinasi, orang yang terinfeksi akan mengalami gejala nyeri saat buang air kecil dan adanya darah dalam urin. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker kandung kemih. Ngga menutup kemungkinan cacing ini juga akan menyerang sistem saraf pusat, namun kasusnya sangat jarang ditemukan.
Cara pencegahan Schistosomiasis
Di Indonesia pencegahan Schistosomiasis sudah dilakukan sejak tahun 1981 dan terbukti berhasil menurunkan jumlah penderita pada tahun 2016. Upaya yang dilakukan yaitu dengan mengedukasi masyarakat untuk tidak membiasakan buang air besar sembarangan karena telur cacing dapat iut keluar melalui feses dan urin penderita.
Selain itu pencegahan juga bisa dilakukan sendiri, yaitu dengan memastikan untuk memasak air minum hingga mendidih dan hanya mengonsumsi air yang telah melalui proses panyaringan. Tindakan pencegahan lainnya, yaitu mengindari kegiatan mendayung, berenang atau mencuci di air tawar, serta menggunakan sepatu anti air atau sepatu boots jika melewati aliran sungai.
Buat Sahabat Sehat, khususnya yang tinggal di daerah Sulawesi Tengah, tetaplah waspada dan lakukan tindakan pencegahan yang sudah disebutkan di atas. Pastikan sumber air yang kamu terima atau yang kamu ambil aman untuk digunakan sehari-hari terutama untuk minum.
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP
Submit A Comment