• May 2, 2023

Mengapa Terjadi Fenomena Gelombang Panas di Asia?

Sahabat Sehat, suhu panas akhir-akhir ini melanda sebagian besar wilayah Indonesia. Matahari bersinar sangat terik di siang hari serta muncul peringatan tinggi indeks UV di berbagai media. Tak hanya di Indonesia, kondisi ini juga terjadi di beberapa negara Asia lainnya dengan level lebih ekstrem yang disebut Gelombang Panas atau Heatwave. Kira-kira apa yang sebenarnya terjadi? Let’s check it out!

Apa yang terjadi di Asia?

Beberapa negara di Asia yang dilanda suhu panas hingga mencapai lebih dari 40 derajat Celsius selama beberapa hari, di antaranya Bangladesh, Myanmar, India, China, Thailand, dan Laos.

Free Man Wearing Black Sunglasses Stock Photo
Sumber: pexels.com

India menutup sekolah secara paksa, sebanyak lebih dari 12 masyarakatnya meninggal akibat gelombang panas, bahkan jalan di India meleleh akibat suhu panas. Beberapa tahun belakang, India mengalami serangan panas yang cukup ekstrem dan semakin meningkat tingkat keparahannya. Beberapa wilayah di India juga memiliki pekerja dan buruh yang masih harus bekerja di bawah terik matahari meskipun suhu panas terus melonjak.

Di Thailand, gelombang panas cukup parah mengingat kondisi kadar polusi udara yang terus meningkat. Pasalnya, salah satu wilayah di Thailand pernah dinobatkan sebagai wilayah paling tercemar karena selama 7 hari berturut-turut terpapar asap pembakaran hutan.

Akibat gelombang panas lainnya yaitu pada tahun 2022, terjadi banjir di Pakistan yang disebabkan karena suhu panas di India. Serangan gelombang panas di berbagai negara juga dikhawatirkan mengakibatkan kekeringan dan gagal panen sehingga mengancam kebutuhan pasokan pangan.

Penyebab gelombang panas

Pemanasan global dan perubahan iklim nampaknya harus menjadi perhatian serius. Menurut ahli iklim dan lingkungan International Centre for Integrated Mountain Development (ICIMOD), perubahan iklim merupakan penyebab utama keganasan gelombang panas yang terjadi di seluruh wilayah Asia. Meskipun perkembangan pola cuaca juga bisa menjadi penyumbang gelombang panas.

Gelombang panas yang melanda sebagian besar wilayah Asia disebabkan karena kenaikan suhu global sebesar 1,3 derajat Celsius sejak tahun 1800an. Data terbaru menunjukkan bahwa emisi karbon dioksida, metana, dan dinitrogen oksida meningkat sehingga menyebabkan kenaikan titik panas tertinggi sepanjang masa di atmosfer.

Kondisi di Indonesia

Indonesia tidak mengalami gelombang panas, namun hanya mengalami suhu panas. Wilayah Indonesia yang mengalami suhu panas tertinggi per 27 April 2023 yaitu Sulawesi Tengah (Palu) suhu 35,2°C, Kalimantan Tengah (Barito Selatan) suhu 35°C, Kalimantan Timur (Kabupaten Berau) suhu 35°C. Menurut prediksi BMKG suhu panas akan berangsur menurun selama bulan Mei ke depan.

Free Cracked Brown Soil Stock Photo
Sumber: pexels.com

Penyebab Indonesia mengalami suhu panas menurut BMKG, diantaranya  akibat dinamika atmosfer yang tidak biasa; gerak semu matahari sehingga terjadi lonjakan panas paling parah selama 2023; dominasi monsun Australia yang menyebabkan Indonesia memasuki musim kemarau; intensitas maksimum radiasi matahari pada kondisi cuaca cerah dan kurangnya tutupan awan; serta efek pemanasan global dan perubahan iklim sehingga kejadian serupa berisiko akan lebih sering terjadi.

Sahabat Sehat, suhu panas di Indonesia sudah pasti membuat kamu lebih aware terhadap kesehatan kulit. Sebaiknya kamu mengurangi aktivitas di luar rumah atau menggunakan pakaian panjang dan sunscreen jika keluar rumah. Jangan lupa bagikan informasi ini ke orang-orang sekitar kamu, ya!

Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP

Referensi

Independent. 2023. Fears for Asia’s Summer After Recent ‘Monster’ Heatwave.  Independent.co.uk. Diakses tanggal 30 April 2023.

Common Dreams. 2023. What The Climate Emergency Looks Like: Extreme Heat Busts Across Asia. commondreams.org. Diakses tanggal 30 April 2023.

BMKG. 2023. Gelombang Panas Melanda Asia, Bagaimana Kabar Indonesia? www.instagram.com. Diakses tanggal 30 April 2023.

About the Author

Mega Kurniawati

Nutritionist, Health Writer and Editor

Submit A Comment

Must be fill required * marked fields.

:*
:*