Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan jenis kanker yang sangat berbahaya bagi wanita. Banyak perempuan sering kali tidak menyadari bahwa penyebab kanker serviks mudah sekali ditemukan di sekitar. Nah, apa saja penyebabnya? Ikuti pembahasan singkat dari Bumame yang satu ini!
Apa Penyebab Kanker Serviks Pada Wanita?
Faktor penyebab kanker serviks adalah infeksi human papillomavirus (HPV) dan pada akhirnya menyebabkan kanker. Akan tetapi, tidak ada satu penyebab spesifik mengapa virus tersebut bisa menginfeksi manusia. Penyebaran HPV paling umum biasa terjadi lewat hubungan seksual dan sentuhan kulit secara langsung dengan penderita.
Di sisi lain, terdapat pula faktor yang bisa memicu kanker serviks untuk berkembang dalam tubuh seseorang selain infeksi HPV. Perhatikan poin-poin di bawah untuk penjelasan lengkap terkait penyebab kanker serviks:
1. Terinfeksi HPV
Ada banyak jenis virus human papilloma di dunia ini. Beberapa di antaranya tidak menyebabkan penyakit serius. Akan tetapi, ada beberapa jenis HPV yang sangat berpotensi menyebabkan kanker serviks.
Penyebaran HPV yang mampu memicu kanker ini menyebar melalui hubungan seksual atau tidak sengaja kontak langsung dengan penderita dan menyentuh permukaan yang sebelumnya disentuh oleh penderita.
2. Merokok
Ketika seseorang merokok, si perokok dan orang-orang di sekitarnya akan terpapar banyak bahan kimia penyebab kanker yang memengaruhi organ. Kemudian, zat kimia berbahaya ini diserap melalui paru-paru dan dibawa dalam aliran darah ke seluruh tubuh.
Alhasil, wanita yang merokok memiliki kemungkinan dua kali lipat terkena kanker serviks dibandingkan mereka yang tidak merokok.
3. Imum Tubuh Melemah
Kekebalan tubuh yang lemah dapat menjadi celah untuk HPV berkembang dalam tubuh dan akhirnya meningkatkan risiko kanker leher rahim. Sistem kekebalan tubuh yang lemah dapat terjadi pada individu dengan kondisi medis tertentu, seperti infeksi HIV/AIDS atau setelah transplantasi organ.
4. Infeksi Klamidia
Sebuah jurnal mengemukakan jika infeksi klamidia bagi para wanita juga dapat meningkatkan risiko kanker serviks. Klamidia sendiri akan menyebabkan peradangan serviks, mengembangkan sel-sel abnormal dan pada akhirnya meningkatkan risiko kanker serviks.
5. Hubungan Seksual Terlalu Dini
Melakukan hubungan seksual sebelum usia 18-20 tahun dan memiliki banyak pasangan seksual membuat seorang wanita berisiko lebih tinggi terkena infeksi HPV.
6. Riwayat Keluarga
Faktor genetik yang dapat mempengaruhi rentang seseorang untuk mengembangkan kanker serviks. Jika ada anggota keluarga yang telah didiagnosis dengan kanker serviks, seseorang bisa lebih berisiko terkena kanker.
Pencegahan Kanker Serviks
Meski kanker serviks terdengar sangat menyeramkan dan memang sering menyebabkan kematian, pencegahan kanker serviks tergolong cukup mudah. Kamu bisa mulai disiplin menerapkan:
1. Jaga Gaya Hidup Sehat
Gaya hidup sehat juga berperan penting dalam mencegah kanker serviks. Beberapa contoh gaya hidup sehat yang dapat kamu lakukan adalah:
Mengonsumsi makanan sehat seperti buah-buahan dan sayuran yang tinggi vitamin dan serat.
Berhenti merokok atau menghindari paparan asap rokok.
Membatasi konsumsi alkohol.
Mengelola stres dengan baik melalui aktivitas relaksasi seperti yoga atau meditasi.
Melakukan olahraga secara teratur untuk menjaga kebugaran tubuh.
2. Setia Pada Satu Pasangan
Mengurangi jumlah pasangan seksual dapat membantu mengurangi risiko terpapar HPV dan PMS (Penyakit Menular Seksual) lainnya. Semakin banyak pasangan seksual yang kamu miliki, semakin besar risiko terinfeksi virus penyebab kanker serviks.
3. Jalani Vaksinasi HPV
Vaksinasi HPV adalah langkah pencegahan yang sangat penting untuk mencegah infeksi virus HPV yang berhubungan dengan kanker serviks. Vaksin ini direkomendasikan untuk wanita usia 9 hingga 45 tahun. Pastikan kamu berkonsultasi dengan dokter sebelum menjalani vaksinasi HPV.
4. Lakukan Pemeriksaan Rutin
Dikutip dari American Cancer Society, kanker serviks seringkali tidak menimbulkan tanda atau gejala. Artinya, seseorang bisa saja terkena kanker serviks tanpa disadari hingga menjadi lebih lanjut. Menjalani pemeriksaan rutin akan berdampak besar dalam pencegahan kanker serviks, lho!
Kanker serviks memang bukan sesuatu yang dapat dianggap remeh. Namun demikian, kamu bisa melakukan tindakan preventif supaya kanker serviks tidak menjadi lebih berbahaya.
Bumame menyediakan skrining HPV DNA guna mendeteksi kanker serviks sejak dini. Melalui HPV DNA, kamu bahkan bisa mendeksi HPV jauh sebelum kanker dan berada di masa pra-kanker. Kamu juga bisa konsultasi terlebih dahulu dengan dokter ahlinya secara gratis sebelum menjalani tes.
Anemia sel sabit adalah jenis anemia akibat kelainan genetik yang ditandai dengan bentuk sel-sel darah abnormal (seperti bulan sabit), sehingga menyebabkan pembuluh darah kekurangan pasokan darah sehat dan oksigen untuk disebarkan ke seluruh tubuh. Jika kondisi ini terjadi di otak, maka seseorang berisiko lebih besar untuk mengalami stroke di usia muda.
2. Kelainan Pembuluh Darah Bawaan
Misalnya aneurisma otak dan malformasi arteri. Aneurisma otak adalah pembesaran pembuluh darah pada otak akibat dinding pembuluh darah yang lemah. Sedangkan, malformasi arteri adalah pertumbuhan pembuluh darah arteri dan vena yang abnormal. Kelainan tersebut menyebabkan terbentuknya gumpalan (stroke iskemik) atau meningkatkan risiko pembuluh darah pecah (stroke hemoragik).
3. Hipertensi
Hipertensi yang tidak diobati bisa mengganggu pembuluh darah dan menyebabkan penyakit jantung atau stroke.
4. Infeksi dan Trauma Berat
Misalnya trauma kepala dan gegar otak. Kondisi ini bisa mengganggu sistem kekebalan tubuh dan sel-sel darah sehingga meningkatkan pembentukan gumpalan darah yang berujung pada stroke.
5. Kolesterol Tinggi
Tingginya kolesterol jahat (low density lipoprotein/LDL) dalam darah bisa menyebabkan penumpukan plak di pembuluh darah otak. Saat plak menutup pembuluh darah, akan terjadi sumbatan atau penyempitan pembuluh darah yang disebut aterosklerosis. Jika kondisi ini dibiarkan, suplai oksigen dan nutrisi ke otak akan terganggu sehingga meningkatkan risiko stroke.
Kini, slow living tengah menjadi tren. Sebagai gaya hidup kekinian, slow living menekankan pada kehidupan lebih santai, sederhana, serta sadar terhadap waktu dan lingkungan sekitar. Berkebalikan dengan hidup ‘sat-set’ yang berpacu dengan waktu, konsep ini banyak dilirik karena lebih santai pada semua aspek kehidupan, mulai dari apa yang dimakan, hingga bagaimana merencanakan sesuatu.
Dengan demikian, seseorang jadi lebih tenang menjalani kehidupan dan menghadapi berbagai tantangan. Menjalankan hidup secara sederhana, membuat lebih realistis dan fokus pada tujuan, tanpa berlomba dengan siapapun.
Foto: Pexels.com
Cara Melakukan Slow Living
Konsep slow living sering disamakan dengan hidup santai, namun bukan berarti menjadi stagnan dan malas. Gaya hidup ini memungkinkanmu meluangkan waktu sebanyak yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap kegiatan. Selalu sibuk tidak selalu baik dan hidup santai bukanlah sesuatu yang buruk.
Akan tetapi, slow living membuatmu menjalankan sesuatu dengan tenang dan fokus pada setiap hal, hingga mengurangi sesuatu yang tidak penting atau merugikan. Hal ini mengajarkan efisiensi dan proses dalam melakukan sesuatu. Perubahan dan pencapaian tidak langsung diperoleh dalam sekejap dan drastis, tetapi dari kebiasaan kecil yang konsisten untuk membawa dampak paling besar.
Bagaimana cara melakukannya? Beberapa contoh slow living dalam kehidupan sehari-hari adalah makan dengan perlahan dan penuh perhatian untuk menikmatinya, mengurangi kebisingan digital dan membatasi pemakaian media sosial, memanfaatkan waktu di perjalanan untuk meditasi atau mendengarkan musik.
Dalam menyelesaikan setiap pekerjaan dilakukan dengan tenang atau tidak tergesa-gesa. Kamu bisa menyisihkan waktu untuk beraktivitas di luar ruangan dan terhubung dengan alam. Menolak hal yang tidak disukai dan menghabiskan waktu santai dengan melakukan hal yang disukai.
Manfaat Slow Living untuk Kesehatan Mental
Konsep slow living sangat bagus diterapkan dalam kehidupan. Dengan menerapkannya, seseorang tidak lagi merasa dituntut dan lebih nyaman menjalankan setiap hal. Slow living juga memberikan banyak manfaat untuk kesehatan mental sebagai berikut.
Foto: Pexels.com
Lebih Bahagia
Bermula dari kehidupan santai yang meningkatkan mood, slow living membuat hidupmu lebih bahagia. Kamu cenderung menikmati setiap momen dalam hidup dan menghargai hal kecil yang ada. Dengan lebih santai, kamu ngga lagi mengejar sesuatu dengan melupakan hal penting lainnya, seperti selalu bekerja supaya segera sukses dengan jarang berolahraga, kurang bersosialisasi, dan minim piknik, yang akhirnya menurunkan tingkat kebahagiaan.
Menurunkan Kecemasan dan Stres
Segala sesuatu yang dijalankan tanpa tekanan dan tidak tergesa-gesa akan membuatmu lebih nyaman. Tingkat kecemasan atas tuntutan mencapai sesuatu sesegera mungkin, bisa dikurangi. Konsep slow living mengajarkan untuk menikmati proses yaitu menjalankan sesuatu dengan santai tapi serius. Konsisten merupakan kuncinya. Kamu jadi lebih fokus pada diri sendiri, sehingga mengurangi stres akibat tekanan orang lain ataupun distraksi lingkungan.
Slow living juga mengubah pola pikir yang semula harus mengikuti tren atau ekspektasi orang lain menjadi hanya memprioritaskan apa yang penting dan berhenti menghabiskan waktu, uang, tenaga, untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. Jadi, kamu lebih hemat dan tidak stres karena lelah atau keuangan menipis.
Lebih Positif
Produktivitas akan meningkat saat menerapkan slow living. Konsep ini bukan berarti bermalas-malasan dan santai tanpa tujuan, melainkan melakukan kegiatan dengan efektif dan konsisten. Dengan cara ini, kamu bisa melakukan berbagai hal setiap harinya, seperti bekerja, istirahat, menghirup udara segar, menikmati pemandangan alam, melakukan hobi, dan berolahraga. Terkadang, kamu bisa nongkrong asyik dan melakukan rekreasi sebagai self-reward. Gaya hidup ini lebih seimbang, sehingga memberikan energi positif dalam menjalani kehidupan.
Kebahagiaan atas kesempatan menikmati hidup lebih diperoleh dengan gaya hidup slow living. Akan tetapi, Sahabat Sehat tetap perlu menentukan rencana dan target agar terarah dalam menjalani kehidupan. Hal positif akan hadir seiring kamu menjalankan setiap hal dengan nyaman, konsisten, dan tidak tertekan.
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP
About the Author
Yuan Adelintang Kurniadita
Saya adalah mahasiswi Magister Sains Manajemen, UGM, dan sudah berpengalaman sebagai content writer freelance.
Gangguan pencernaan (dispepsia) biasanya berkembang setelah makan atau minum sesuatu. Nyeri biasanya terjadi di perut bagian atas, meski mungkin masih terasa di bagian bawah. Gejala gangguan pencernaan juga meliputi heartburn, kembung, sakit, sendawa, dan kentut. Gangguan pencernaan ringan akan hilang dengan cepat dan dapat diobati dengan obat yang dijual bebas. Tetapi jika gejalanya menetap selama lebih dari dua minggu maka harus segera periksa ke dokter.
5. Infeksi ginjal
Infeksi ginjal disebabkan oleh bakteri yang biasanya berasal dari kandung kemih, ureter, atau uretra. Kondisi ini bisa menyebabkan sakit perut bagian bawah. Jetidaknyamanan akibat infeksi ginjal juga lebih sering terjadi di punggung, samping, atau selangkangan.
Gejala infeksi ginjal lainnya termasuk demam, panas dingin, mual, muntah, sering buah air kecil, nyeri atau terbakar saat buang air kecil, nanah atau darah di urin, serta urin yang keruh atau berbau tidak sedap.
6. Batu ginjal
Batu ginjal adalah penumpukan mineral dan garam yang terbentuk di dalam ginjal. Batu ginjal akan terasa sakit jika mulai bergerak atau masuk ke dalam saluran yang menghubungkan ginjal dan kandung kemih. Batu ginjal menyebabkan sakit parah di punggung dan samping, di bawah tulang rusuk, dan di seluruh perut bagian bawah dan selangkangan. Intensitas dan lokasi nyeri dapat berubah saat batu ginjal bergeser dan bergerak melalui saluran kemih.
Gejala lainnya termasuk buang air kecil yang menyakitkan, urin merah muda, merah, atau coklat, urin yang keruh atau berbau tidak sedap, mual, muntah, sering buang air kecil, demam dan menggigil.
Self harm adalah tindakan melukai diri sendiri dan banyak sekali dilakukan oleh para remaja dan dewasa awal. Bagaimana seseorang bisa terjebak dalam perilaku ini? Simak penjelasannya sebagai berikut.
Self Harm
Self harm adalah kondisi seseorang yang dengan sadar melakukan tindakan melukai diri sendiri. Bisa dengan benda tajam atau tumpul, serta bisa juga tanpa benda seperti menarik rambut, membenturkan kepala, dan memukul diri sendiri.
Foto: Unsplash.com
Mengapa orang dengan sadar melakukan hal semacam ini? Tujuannya bisa berbeda-beda. Namun, sebagian besar kasus yang terjadi berkaitan dengan permasalahan emosi dan kondisi psikologis orang tersebut.
Penyebab Umum Self Harm
Apa yang menyebabkan seseorang melakukan hal ini? Sering kali hal ini dilakukan sebagai bentuk pengalihan, baik rasa sakit emosional, tertekan, pikiran yang berat, dan tidak diinginkan. Perilaku ini jika tidak ditangani bisa berujung pada terancamnya nyawa pelaku self harm tersebut.
Memendam emosi atau trauma
Emosi negatif yang menumpuk hingga pada akhirnya seseorang sudah tidak bisa lagi mengelolanya, mereka akan memilih jalur pengalihan yakni dengan self harm. Sedangkan, seseorang yang mengalami trauma fisik maupun emosional mungkin melakukan self harm saat pikirannya mengarah pada kejadian traumatis masa lalu. Supaya paling tidak rasa sakit emosionalnya akan ke “skip” sementara waktu dan merasa lebih tenang.
Mencari perhatian banyak orang
Tau kah kamu? Setelah melakukannya perilaku yang menyimpang, mereka kadang mempostingnya di sosial media. Perhatian dari warga net inilah yang membuat dirinya menjadi lebih happy. Biasanya orang yang seperti ini, tidak mendapat perhatian yang cukup dari orang sekitar di dunia nyatanya, sehingga mencarinya melalui sosial media.
Foto: Unsplash.com
Riwayat trauma
Gangguan Mental. Seseorang yang mengalami gangguan mental bisa menjadi penyebab self harm. Namun tidak semua begitu. Hanya saja ada potensi karena seseorang yang mengalmi gangguan mental seperti depresi, bipolar sering kali merasa putus asa, hampa, dan memiliki rasa sakit emosional yang mendalam.
Konsekuensi Self Harm
Seseorang yang melakukan self harm akan mengalami konsekuensi 3 aspek, yaitu aspek sosial, fisik dan emosional. Dari segi sosial seperti perasaan bersalah, malu sehingga mengisolasi diri, tidak memiliki hubungan baik dengan orang sekitar. Dari segi fisik tentu fisik akan cidera dan luka bisa menjadi infeksi. Dari segi emosional seperti risiko bunuh diri yang semakin meningkat.
Lakukan Ini Bila Kamu Melihat Perilaku Self Harm
Beberapa orang mungkin masih bingung dengan apa yang harus dilakukan bila melihat seseorang yang melakukan self harm. Memberikan dukungan atau kepeduliaan terhadapnya seperti bersedia mendengar keluh kesahnya, tidak menghakimi dan lainnya.
Kamu juga bisa mengajaknya untuk mengolah emosi negatif dengan mengalihkan ke kegiatan positif, seperti olahraga. Bila memungkinkan kamu bisa menyarankannya untuk mendapatkan bantuan para ahli seperti psikolog, konselor, atau psikiater.
Sahabat Sehat, itulah beberapa informasi terkait self harm. Semoga informasi ini bermanfaat!
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP
Tim Medis Siloam Hospitals. 2023. Mengenal Apa itu Self Harm, Penyebab dan Cara Mengatasinya. https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/self-harm diakses pada 19 Juli 2023
Isman, M. 2021. Ayo, Cari Bantuan! Ini Tanda-Tanda Self Harm yang Harus Diketahui! https://www.klikdokter.com/psikologi/kesehatan-mental/ayo-cari-bantuan-ini-tanda-tanda-self-harm-yang-harus-diketahui diakses pada 19 Juli 2023
Purwoko, Satria Aji. 2022. Mengenal Self-Harm, dari Penyebab, Tanda, dan Penanganannya. https://hellosehat.com/mental/cegah-bunuh-diri/alasan-melukai-diri-sendiri/ diakses pada 19 Juli 2023
About the Author
Muhammad Alif Fiandra
Mahasiswa Teknologi Industri Pertanian Universitas Jember
Kebutuhan kalori harian setiap orang memang berbeda, tergantung aktivitas fisik, umur, jenis kelamin, dan faktor stres. Disamping itu, menurut Kementerian Kesehatan dalam Angka Kecukupan Gizi, rerata kebutuhan untuk perempuan dewasa adalah 2250 Kkal dan untuk laki-laki dewasa 2650 per hari.
Guna memenuhi kebutuhan tersebut, kamu butuh konsumsi makanan dengan jumlah yang tepat. Bukan makanan utama saja, tetapi juga makanan selingan atau biasa disebut camilan atau kudapan yang waktu konsumsinya diluar jam makanan utama.
Foto: Freepik.com
Estimasi Kebutuhan Kalori Harian untuk Konsumsi Camilan
Jika kebutuhan rerata kalori harian perempuan 2250 Kkal, maka bisa mengatur camilan 2 kali sehari. Jadi, pada siang hari sebelum makan siang dan sore sebelum makan malam yang masing-masing camilan kalorinya 10% dari kebutuhan atau sekitar 225 Kkal.
Jadi, 20% kalori harian berupa camilan, sedangkan sisanya 80% dibagi dalam 3 kali makan utama. Sementara itu, untuk laki-laki juga menggunakan 10% dari kalori harian atau sekitar 265 Kkal untuk konsumsi satu kali camilan saja.
Bagi yang sedang diet menurunkan berat badan, biasanya mengurangi kalori sebanyak 500-1000 Kkal dari kebutuhan kalori per hari. Jadi, untuk estimasi kalori camilan untuk perempuan sekitar 125-175 Kkal dan untuk laki-laki sekitar 165-215 Kkal
Seberapa Penting Makan Camilan?
Seberapa penting makan camilan? Sangat penting, camilan ngga selamanya buruk selama pilih yang sehat alias bukan sekadar lezat dan mengenyangkan, tetapi juga memiliki kandungan gizi. Camilan membantu kamu memenuhi kebutuhan kalori dalam sehari.
Makan utama pagi, siang, dan malam terkadang masih belum memenuhi kebutuhan kalori sepenuhnya. Oleh karena itu, untuk membantu memenuhi kebutuhan kalori, kamu perlu tambahan makanan selingan berupa camilan.
Selain itu, konsumsi camilan mencegah rasa lapar yang berlebihan. Lapar yang berlebihan nantinya bisa memicu konsumsi makanan yang berlebihan yang justru bisa kelebihan kalori atau food craving pada makanan tertentu yang sehat, seperti tinggi kalori atau lemak saja.
Foto: Freepik.com
Contoh Camilan Sesuai Kebutuhan Kalori Harian
Bingung pilih camilan? Berikut daftar makanan yang bisa jadi alternatif camilan, termasuk jumlah porsi dan kalorinya. Bukan hanya kenyang, camilan ini punya serat pangan, vitamin, dan mineral yang baik untuk tubuh.
1 buah pisang hijau: 127 Kkal
1 porsi tahu isi sayur: 139 Kkal
1 buah pisang ambon: 144 Kkal
1 porsi pastel sayur ayam: 152 Kkal
150 gram salad buah semangka, melon, anggur merah, jeruk, dan apel dengan dressing salad yoghurt plain dan madu: 187 Kkal
1 porsi es kulkul buah atau ubi dengan coklat: 180-200 Kkal
3 buah pangsit ayam sayur: 200 Kkal
100 gram rujak buah: 213 Kkal
1 lembar roti bakar coklat pisang: 239 Kkal
Perlu diingat kembali, kebutuhan kalori harian tiap orang bisa berbeda. Perhitungan kalori untuk camilan tersebut hanya estimasi dari kebutuhan secara umum. Jumlah tepatnya bisa Sahabat Sehat ketahui melalui perhitungan gizi dengan ahli gizi yang akan membantu mengatur kalori & menu yang pas sesuai kondisi personal.
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP
About the Author
Putri Yulianingtyas
Lulusan Diploma Tiga Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
Fimela.com, Jakarta Akhir-akhir ini, isu seputar permasalahan kesehatan mental ramai diperbincangkan oleh banyak orang, khususnya anak muda. Adapun salah satunya adalah Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Kondisi ini merupakan gangguan saraf yang kerap terjadi pada anak kecil dan bisa berlanjut hingga tumbuh dewasa. Untuk penyebab pastinya sendiri masih belum diketahui hingga saat ini.
Topik seputar ADHD memang lagi naik-naiknya di media sosial. Sayangnya, karena hal tersebut, ada banyak orang yang melakukan self diagnosis atau mendiagnosis secara pribadi tanpa ada campur tangan dari dokter ahli. Tentu, hal seperti ini nggak boleh dilakukan karena dapat membahayakan kesehatan.
Seseorang yang terkena ADHD sebenarnya harus mendapatkan penanganan yang tepat sesegera mungkin agar nggak mencelakai diri mereka sendiri. Tapi, bagaimana sih cara membedakan orang normal dan penderita ADHD? Begini tanda-tanda umum yang bisa kamu amati.
Sulit Fokus
(c) Shutterstock
Penderita ADHD biasanya mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian atau berkonsentrasi terhadap suatu hal. Nggak jarang, mereka lebih sering melamun namun nggak sadar meski sudah dipanggil dan bisa tiba-tiba lupa dengan barang yang ingin dicari atau aktivitas yang akan dilakukan. Itulah mengapa, kebanyakan penderita ADHD sering nggak bisa fokus pada saat proses pembelajaran atau bekerja, sering melewatkan detail penting, hingga nggak menyelesaikan apa yang sedang dikerjakan.
Hiperaktif
(c) Shutterstock
Orang-orang yang memiliki ADHD juga terbilang sangat hiperaktif. Ini bisa terjadi karena mereka sangat mudah merasa gelisah dan bosan terhadap sesuatu. Bahkan, sifat hiperaktif yang dimiliki oleh penderita ADHD ini bisa lebih parah ketimbang orang normal pada umumnya. Mereka nggak bisa duduk tenang, apalagi diam untuk sesaat saja.
Impulsif
(c) Shutterstock
Selain sulit untuk fokus dan hiperaktif, penderita ADHD ternyata memiliki sifat impulsif dalam tindakan mereka. Orang-orang ini biasanya akan langsung bertindak tanpa berpikir dulu mengenai konsekuensi dan lain sebagainya. Selain itu, mereka juga sering melakukan sesuatu tanpa meminta izin dulu kepada orang lain. Inilah mengapa para penderita ADHD sering menyela, mendorong, dan sulit untuk diminta untuk menunggu.
Kurang Hati-Hati
(c) Shutterstock
Gejala lainnya yang bisa diketahui dari penderita ADHD adalah kurangnya kehati-hatian. Yup, mereka yang memiliki gangguan ADHD sebenarnya nggak peduli apakah tindakan yang dilakukan akan membawakan bahaya atau nggak. Orang-orang seperti ini juga cenderung sembrono dan melakukan apa yang disukai saja. Untuk itulah, pengawasan dari orang lain sangat diperlukan agar para penderita ADHD ini bisa tetap aman dan terhindar dari berbagai mara bahaya.
Itulah beberapa ciri dari penderita ADHD yang bisa kamu ketahui. Perlu diketahui bahwa informasi di atas merupakan tanda-tanda secara umum dari orang-orang yang memiliki gejala ADHD. Untuk itulah, jika kamu merasa memiliki tanda-tanda tersebut, jangan langsung melakukan self diagnosis dulu. Sebaiknya, lakukan konsultasi ke psikolog terdekat agar kamu bisa mendapatkan diagnosis yang lebih tepat dan rinci.
Apa itu fenomena food cravings? Fenomena ini merupakan mengidam makanan tertentu. Jadi, ada keinginan kuat untuk mengonsumsi makanan tertentu dan ngga ada sangkut pautnya dengan kebutuhan gizi tertentu.
Fenomena ini lebih dari rasa lapar biasa. Lapar biasa bisa dihilangkan dengan asal makan apapun, kemudian kenyang. Sementara itu, food craving butuh makanan yang lebih spesifik, misal cokelat atau makanan pedas.
Foto: Freepik.com
Meninjau Food Cravings dari Hasil Studi Ilmiah
Food craving bisa terjadi secara psikologis maupun fisiologis. Dalam jurnal Current Nutrition Reports menjelaskan dari segi psikologi fenomena ini seringkali terjadi ketika sore dan malam hari, serta cenderung pada makanan manis dan gurih yang memiliki kalori tinggi.
Selain itu, kurang makan jangka pendek akan meningkatkan food craving. Jurnal Neuroimage menyebutkan, meskipun sudah kenyang, jika membayangkan makanan favorit maka akan mendorong keinginan untuk konsumsi makanan tertentu.
Drewnoski dalam Health and Diet Guide juga memaparkan food craving datang karena aspek emosional, seperti untuk mengatasi rasa cemas dan stress. Namun, tidak seperti craving ketika hamil yang terjadi karena hormon dan tanda tubuh butuh asupan makanan atau gizi tertentu.
Foto: Freepik.com
Cara Sehat Mengatasi Food Cravings
Salah satu studi yang dimuat dalam jurnal Physiology dan Behavior menjelaskan fenomena ini mendorong perilaku makan dengan potensi kenaikan berat badan dari waktu ke waktu. Selain itu, fenomena ini bisa mengganggu kamu untuk mempertahankan berat badan sehingga perlu cara sehat untuk menghadapinya. Apa saja?
Mengatur Waktu Makan
Mengatur waktu makan penting agar kamu tidak terlalu lapar yang justru nantinya membuat kamu makan berlebihan. Kondisi lapar yang berlebihan juga bisa mendorong keinginan makanan tertentu. Jadi, atur waktu makan, seperti makan pagi, siang, dan malam, sekaligus mengatur selingan makanan diantara makanan utama.
Konsumsi Makanan Rendah Kalori, Tinggi Protein, dan Serat
Redam food craving dengan konsumsi makanan rendah kalori, tinggi protein, dan serat agar lebih sehat. Hindari makanan tinggi kalori dan lemak untuk menghindari asupan berlebih yang berpotensi pada kenaikan berat badan. Misal buah, jika ingin cokelat maka pilih dark chocolate yang lebih rendah gula.
Buat Mulut Menjadi Segar
Meredam keinginan terhadap suatu makanan juga bisa dengan membuat mulut merasakan sensasi segar. Jika sudah malam dan hendak tidur, maka bisa dengan cara menyikat gigi. Selain itu, bisa dengan konsumsi permen rendah gula rasa mint yang segar.
Tidak ada salahnya jika Sahabat Sehat memenuhi keinginan untuk konsumsi makanan tertentu. Namun, jika tidak terkontrol bisa menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan tubuh. Food cravings mungkin sulit untuk dihindari sepenuhnya. Oleh karena itu, atasi dengan beberapa cara yang sehat.
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP
Referensi
Food cravings. (2015). Swiss: Frontiers Media SA. https://books.google.co.id/books?id=rAN7CgAAQBAJ&pg=PA67&dq=food+cravings+adalah&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_search&ovdme=1&sa=X&ved=2ahUKEwjzt_udvZiAAxUP4jgGHaexAWsQ6AF6BAgIEAM#v=onepage&q=food%20cravings%20adalah&f=false. Diakses 19 Juli 2023.
Handayani, V.V. 2019. Craving dan Food Craving, Apa Perbedaannya?. https://www.halodoc.com/artikel/craving-dan-food-craving-apa-perbedaannya. Diakses 19 Juli 2023
Magee, E. The Facts About Food Cravings. Health and Diet Guide. WebMD: Nourish. https://www.webmd.com/diet/features/the-facts-about-food-cravings. Diakses 19 Juli 2023.
Meule, A. (2020). The psychology of food cravings: the role of food deprivation. Current nutrition reports, 9, 251-257. https://link.springer.com/article/10.1007/s13668-020-00326-0. Diaksed 19 Juli 2023.
Sun, W., & Kober, H. (2020). Regulating food craving: From mechanisms to interventions. Physiology & behavior, 222, 112878. https://www-ncbi-nlm-nih-gov.translate.goog/pmc/articles/PMC7321886/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc. Diakses 19 Juli 2023.
About the Author
Putri Yulianingtyas
Lulusan Diploma Tiga Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
Vaksin Human Papillomavirus (HPV)adalah salah satu vaksin yang penting untuk melindungi kesehatan reproduksi dan mencegah penyebaran infeksi yang dapat menyebabkan berbagai jenis kanker. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara detail mengenai vaksin HPV, manfaatnya, efektivitasnya, serta mengungkap beberapa mitos yang perlu kita ketahui. Dengan penjelasan yang jelas dan mudah dipahami, kita akan menggali lebih dalam tentang kepentingan vaksin HPV dan menghilangkan keraguan yang mungkin ada.
Pentingnya Vaksinasi HPV dalam Mencegah Kanker Serviks
Vaksinasi HPV merupakan langkah penting dalam mencegah kanker serviks. HPV adalah virus yang menular melalui hubungan seksual dan dapat menyebabkan infeksi pada area genital. Infeksi HPV yang berlangsung lama dapat menyebabkan kerusakan sel-sel pada leher rahim dan berpotensi berkembang menjadi kanker serviks. Oleh karena itu, vaksin HPV menjadi pilihan yang tepat untuk melindungi diri dari infeksi dan mencegah risiko kanker serviks yang dapat mengancam kesehatan dan keselamatan kita.
Statistik Kasus Kanker Serviks dan HPV di Indonesia
Di Indonesia, kanker serviks masih menjadi masalah kesehatan yang serius. Menurut data statistik, setiap tahunnya terdapat ribuan kasus baru kanker serviks di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa pencegahan dan perlindungan terhadap HPV melalui vaksinasi menjadi semakin penting. Dengan meningkatkan kesadaran akan vaksin HPV dan menggalakkan program vaksinasi, kita dapat mengurangi angka kasus kanker serviks dan melindungi generasi muda dari ancaman yang serius ini.
Manfaat Vaksin HPV dan Efektivitasnya
Vaksin HPV memberikan manfaat yang signifikan dalam melindungi tubuh dari infeksi HPV dan perkembangan kanker serviks. Beberapa manfaat utama vaksin HPV antara lain:
1. Mencegah infeksi HPV: Vaksin HPV membantu melindungi tubuh dari infeksi HPV, khususnya tipe HPV yang paling umum menyebabkan kanker serviks.
2. Mengurangi risiko kanker serviks: Dengan mencegah infeksi HPV, vaksin HPV juga dapat mengurangi risiko perkembangan kanker serviks yang berpotensi mematikan.
3. Perlindungan terhadap kanker lainnya: Selain kanker serviks, vaksin HPV juga dapat melindungi terhadap beberapa jenis kanker lainnya, seperti kanker vulva, vagina, penis, dan anus.
4. Perlindungan jangka panjang: Vaksin HPV diketahui memberikan perlindungan jangka panjang, sehingga efeknya dapat dirasakan dalam jangka waktu yang lama.
Efektivitas vaksin HPV telah terbukti melalui berbagai penelitian dan studi kasus. Penelitian menunjukkan bahwa vaksin HPV efektif melindungi tubuh dari infeksi HPV dan mengurangi risiko perkembangan kanker serviks. Namun, penting untuk diingat bahwa vaksin HPV bukanlah perlindungan tunggal, dan tetap diperlukan upaya pencegahan lainnya, seperti pemeriksaan Pap smear secara teratur.
Proses Vaksinasi HPV dan Efek Samping yang Mungkin Terjadi:
Vaksin HPV direkomendasikan untuk diberikan pada anak perempuan dan laki-laki pada usia yang tepat. Pemberian vaksin dilakukan melalui suntikan yang biasanya diberikan dalam beberapa dosis. Penting untuk mengikuti jadwal vaksinasi yang direkomendasikan oleh tenaga medis.
Sebagaimana vaksin lainnya, vaksin HPV juga dapat menyebabkan efek samping. Namun, efek samping yang muncul umumnya ringan dan sementara. Beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah vaksinasi HPV antara lain kemerahan atau pembengkakan di area suntikan, demam ringan, sakit kepala, atau nyeri otot. Efek samping ini biasanya berlangsung hanya beberapa hari dan dapat diatasi dengan istirahat dan perawatan yang tepat.
Keamanan vaksin HPV telah diuji melalui berbagai penelitian dan pengamatan. Vaksin HPV telah terbukti aman dan efektif dalam melindungi tubuh dari infeksi HPV dan mencegah risiko perkembangan kanker serviks. Penting bagi masyarakat untuk mempercayai keamanan vaksin HPV berdasarkan bukti ilmiah yang ada dan memilih untuk mendapatkan vaksinasi demi melindungi diri sendiri dan orang-orang terdekat.
Baca juga: Kanker Usus Besar: Gejala, Diagnosis, dan Pencegahannya
Mengatasi Mitos seputar Vaksin HPV
Sayangnya, ada beberapa mitos yang masih beredar seputar vaksin HPV. Beberapa mitos yang perlu diketahui dan diatasi antara lain:
1. Mitos tentang efektivitas dan manfaat vaksin HPV: Salah satu mitos yang sering muncul bahwa vaksin HPV tidak efektif atau tidak bermanfaat. Hal ini tidak benar, Vaksin HPV telah terbukti efektif dalam melindungi tubuh dari infeksi HPV dan mengurangi risiko kanker serviks.
2. Mitos tentang efek samping yang berlebihan: Beberapa orang masih khawatir mengenai efek samping yang mungkin terjadi setelah vaksinasi HPV. Sebenarnya, efek samping yang muncul umumnya ringan dan sementara, dan jauh lebih kecil dibandingkan dengan risiko yang mungkin diakibatkan oleh infeksi HPV dan perkembangan kanker serviks.
3. Menyikapi kekhawatiran orang tua terhadap vaksin HPV pada anak perempuan: Beberapa orang tua mungkin khawatir dengan memberikan vaksin HPV pada anak perempuan mereka. Namun, penting untuk diingat bahwa vaksin HPV memberikan perlindungan yang penting dalam mencegah risiko kanker serviks di masa depan. Diskusi dengan tenaga medis dapat membantu orang tua memahami manfaat dan keamanan vaksin HPV.
Peran edukasi dan informasi dalam memerangi mitos seputar vaksin HPV: Peningkatan kesadaran dan pemahaman mengenai vaksin HPV sangat penting dalam memerangi mitos dan informasi yang salah. Edukasi yang akurat dan penyebaran informasi yang jelas dapat membantu masyarakat memahami pentingnya vaksin HPV dan memilih untuk mendapatkan vaksinasi.
Kampanye Vaksinasi HPV dan Peran Masyarakat
Pemerintah dan organisasi kesehatan telah meluncurkan berbagai kampanye vaksinasi HPV untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat. Upaya ini melibatkan peran penting keluarga, sekolah, tenaga medis, dan masyarakat secara keseluruhan. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi vaksinasi HPV antara lain:
Menyediakan informasi yang akurat Pemerintah dan organisasi kesehatan dapat memberikan informasi yang akurat mengenai vaksin HPV kepada masyarakat. Informasi yang jelas dan mudah dipahami dapat membantu masyarakat memahami manfaat dan keamanan vaksin HPV.
Melibatkan keluarga dan sekolah Keluarga dan sekolah dapat berperan penting dalam mendukung vaksinasi HPV. Mereka dapat memberikan informasi kepada anak-anak dan remaja tentang pentingnya vaksinasi HPV serta memotivasi mereka untuk mendapatkan vaksinasi.
Kesimpulan:
Dengan mengedepankan fakta dan informasi yang akurat, vaksin HPV dapat dikenal dan dipahami oleh masyarakat secara lebih luas. Melalui vaksinasi HPV, kita dapat melindungi generasi masa depan dari risiko infeksi HPV dan mencegah penyebaran kanker serviks. Penting bagi setiap individu, keluarga, dan masyarakat untuk bersama-sama mendukung program vaksinasi HPV, mengatasi mitos yang beredar, dan menjadikan kesehatan reproduksi sebagai prioritas. Dengan demikian, kita dapat berperan aktif dalam melindungi diri sendiri dan orang-orang tercinta dari ancaman HPV dan penyakit yang dapat dihindari.
Fimela.com, Jakarta Masih banyak orang yang salah persepsi dalam menjalani diet. Demi mendapatkan berat badan ideal tidak sedikit orang yang rela tidak makan karbohidrat dan lemak sama sekali saat menjalani diet. Padahal, karbohidrat dan lemak menjadi makronutrien yang dibutuhkan oleh tubuh untuk memberikan energi.
“Jika kita mengartikan diet karbohidrat dengan tidak mengonsumsi karbohidrat sama sekali, maka kita salah. Diet karbohidrat tetap mengharuskan konsumsi sumber makanan atau minuman yang mengandung karbohidrat, tapi dengan porsi yang lebih sedikit” tutur Coach Siavash Nadim.
Menurut Coach Siavash Nadim, dampak dari mengonsumsi karbohidrat pada berat badan tergantung pada jumlah dan jenis yang dikonsumsi. Karbohidrat kompleks mengandung serat yang tinggi dan dicerna lebih lambat oleh tubuh, memberikan rasa kenyang yang lebih lama dan menjaga tingkat gula darah stabil. Beberapa contoh makanan yang mengandung karbohidrat kompleks adalah roti gandum utuh, beras merah, oatmeal, kentang, brokoli, apel, pisang, kacang almond, dan yogurt rendah lemak.