Terkadang, ngemil di malam hari bisa disebabkan oleh kurangnya tidur yang cukup. Kurang tidur dapat mempengaruhi hormon yang mengatur rasa lapar dan kenyang, sehingga cenderung merasa lapar lebih sering.
Usahakan untuk mendapatkan tidur yang cukup setiap malam agar tubuh dapat beristirahat dengan baik dan mengatur nafsu makan dengan lebih seimbang.
Ngemil saat malam hari dapat mengganggu pola makan yang sehat dan menyebabkan peningkatan berat badan. Dengan mengikuti tips-tips di atas, sahabat Fimela dapat menghindari ngemil yang tidak sehat dan menjaga pola makan yang teratur dan seimbang.
Jangan lupa untuk merawat diri sendiri dan mengalokasikan waktu untuk melakukan aktivitas yang kamu sukai. Luangkan waktu untuk bersantai, melakukan hobi, atau melakukan kegiatan self-care yang kamu nikmati.
Merawat diri sendiri secara fisik dan emosional adalah bagian penting dalam menjaga kesehatan mental dan menghindari depresi ringan.
Jaga keseimbangan dalam hidupmu dan jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika kamu membutuhkannya. Semoga bermanfaat!
Roti gandum banyak disarankan sebagai healthy food saat sarapan. Roti ini banyak dipilih karena lebih sehat dan lebih banyak serat. Pilihan terbaiknya adalah roti gandum utuh yang diolah dari biji gandum utuh dengan tekstur lebih kasar. Di sebagian negara, roti gandum dilengkapi biji-bijian di atasnya agar lebih menarik sekaligus menambah kandungan gizi.
Roti gandum dikenal mengandung banyak zat gizi, seperti zat besi, fosfor, kalium, kalsium, zink, sodium, folat, vitamin B, vitamin E, dan vitamin K. Roti ini juga sangat baik untuk kesehatan karena tinggi serat dan rendah lemak.
Foto: Pexels.com
Kelebihan Roti Gandum
Fakta gizi roti gandum di atas membuktikan bahwa banyak manfaat kesehatan yang diperoleh dengan mengonsumsi roti gandum secara rutin. Sahabat Sehat bisa menjadikan roti gandum sebagai menu sarapan sehat. Lebih dari itu, roti gandum ini aman untuk penderita diabetes dan seseorang yang sedang diet.
Roti Gandum Cocok untuk Diet
Selain sebagai sumber karbohidrat yang cocok untuk sarapan, roti gandum mempunyai lebih banyak serat dibandingkan roti tawar putih. Oleh karena itu, roti gandum efektif membuat rasa kenyang bertahan lebih lama. Lemak pada roti gandum juga sedikit dan tergolong lemak tak jenuh, sehingga menurunkan risiko kelebihan berat badan.
Aman untuk Penderita Diabetes
Berdasarkan American Diabetes Association, penderita diabetes disarankan mengonsumsi karbohidrat tidak lebih dari 45-60 mg setiap kali makan. Berkaitan dengan hal tersebut, roti gandum aman karena mengandung sekitar 41 gram karbohidrat dalam 100 gram (2,5 hingga 3 lembar roti).
Roti gandum juga mempunyai indeks glikemik lebih rendah dibandingkan roti putih yaitu berkisar 56-59. Dengan demikian, roti gandum dapat menjadi menu yang mencegah kenaikan kadar gula darah drastis. Sebagai contoh, kamu bisa mengisi setengah piring dengan sayuran non tepung seperti wortel, brokoli, dan sawi. Kemudian seperempat piring dengan protein tanpa lemak, dan seperempat sisanya diisi roti gandum utuh.
Foto: Pexels.com
Tips Memilih Roti Gandum Berkualitas
Saat akan membeli roti gandum utuh, pastikan kemasannya masih bagus dan tidak rusak. Periksalah juga masa kadaluwarsanya. Teliti lebih lanjut bahan penyusunnya karena jika yang tertulis adalah “tepung gandum” atau “diperkaya tepung gandum putih,” maka bukan menggunakan gandum utuh.
Cermati apakah ada tulisan “rendah kalori” atau “khusus untuk diet.” Jika ada, maka produk tersebut kemungkinan mempunyai ukuran gizi lebih kecil, sehingga perhatikan lagi daftar komposisinya di label kemasan. Sahabat Sehat bisa memilih produk non diet, jika tidak sedang menjalankan program diet.
Cara Menyimpan Roti Gandum
Setelah mendapatkan roti gandum berkualitas, Sahabat Sehat harus menyimpannya dengan baik. Saat menyimpannya di rumah, letakkanlah roti gandum di dalam wadah kedap udara, seperti toples atau kantong plastik yang rapat, demi menjaga kelembaban roti dan mencegahnya menjadi keras.
Tempatkan rotinya di tempat sejuk dan kering. Jauhkan dari sumber panas atau kelembaban tinggi karena bisa mempercepat pembusukan. Jika tidak mengonsumsi dalam jangka lama, simpanlah di kulkas agar membuatnya tahan lebih lama. Tempatkanlah dalam wadah tertutup rapat sebelum memasukannya ke dalam kulkas. Jika ingin dikonsumsi, biarkan roti defrost secara perlahan, sebelum memanaskan atau memanggangnya.
Meskipun terbilang aman, bahkan direkomendasikan, bukan berarti boleh mengonsumsi roti gandum utuh secara berlebihan. Tetap batasi konsumsinya karena bisa menyebabkan tingginya asupan sodium yang berasal dari ragi untuk membuat roti. Setiap helai roti gandum utuh mempunyai 200 mg sodium, sementara asupan sodium harian yang disarankan adalah 600 mg-1.800 mg setiap harinya. Imbangi juga dengan menyajikannya dengan sebutir telur dan sayuran, dibandingkan dengan mentega atau selai manis yang tinggi kalori dan lemak.
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP
About the Author
Yuan Adelintang Kurniadita
Saya adalah mahasiswi Magister Sains Manajemen, UGM, dan sudah berpengalaman sebagai content writer freelance.
Selain lesi kulit di mana kulit tampak mengeras, kulit bersisik juga menandakan adanya risiko kolesterol tinggi. Psoriasis oleh kolesterol tinggi, bisa menyebabkan gangguan sistem kekebalan tubuh. Ini kemudian menyebabkan terjadinya bercak tebal dan sisik pada kulit. Selain di kulit wajah, kondisi ini sering terjadi di kulit kepala, siku, lutut dan punggung bawah.
Hola Sahabat Sehat! Mungkin kamu sudah akrab dengan istilah “halu” atau “ngehalu” yakni kependekan dari kata halusinasi. Istilah ini akrab dikalangan remaja yang biasanya tidak jauh dari persoalan sangat mengagumi seseorang atau inginnya memiliki kehidupan orang lain.
Kondisi halusinasi berlebihan ini juga dikenal sebagai maladaptive daydreaming. Yuk simak ulasan mengenai maladaptive daydreaming berikut ini!
Foto: Pexels.com
Maladaptive Daydreaming
Maladaptive daydreaming merupakan kondisi seseorang memiliki aktivitas melamun berlebihan, sehingga mengganggu lini kehidupan seperti interaksi dengan orang sekitar menjadi tidak baik, menurunnya fokus dan akademik. Seseorang merasa hanyut dalam lamunan karena dengan berfantasi, seseorang bisa mengakses pengalaman yang belum ia dapatkan di dunia nyata.
Seseorang yang mengalami kondisi ini dapat dikatakan menjalani hari dengan kurang produktif karena ia cenderung menghabiskan waktu untuk membangun mimpi sedetail mungkin. Dibenaknya ia bagai sutradara yang sedang menyusun skenario kehidupannya hingga tak sadar waktu terbuang begitu saja. Individu yang memiliki gangguan ini memiliki dorongan yang tidak terkendali untuk melakukan tindakan yang tidak bermanfaat dan akibatnya dapat membahayakan diri sendiri
Waspadai Gejalanya
Seseorang yang menderita gangguan maladaptive daydreaming cenderung menunjukkan gejala gangguan kesehatan mental lainnya. Misalnya seperti, depresi, kecemasan, ADHD, dan perpecahan kepribadian.
Foto: Pexels.com
Kondisi ini juga bisanya dialami oleh seseorang yang sering melamun dalam waktu yang lama. Secara umum, orang normal menghabiskan rata-rata 16% waktunya untuk melamun, orang dengan maladaptive daydreaming menghabiskan rerata 57% waktunya untuk melamun.
Gejala lainnya, yakni terisolasi dari kehidupan nyata atau real life. Berfantasi memanglah asik, namun seseorang yang tidak bisa mengendalikannya akan hanyut dalam fantasinya hingga menghiraukan kehidupan nyata. Dampaknya adalah terputusnya interaksi sosial.
Bagaimana Cara Mencegahnya?
Melamun pada dasarnya tidak dapat dicegah melainkan dapat dikendalikan. Itulah yang menjadi PR bagaiamana mengelola emosi untuk mengendalikan lamunan. Melamun boleh saja karena dalam batasan yang wajar mampu mengurangi stress bagi sebagian orang.
Banyak sekali kegiatan menarik yang bisa dipilih untuk menyibukkan diri agar terhidar dari melamun. Namun, jika Sahabat Sehat sudah merasa terlalu sering melamun dan telah mengganggu kegitan seharihari, segeralah untuk melakukan konsultasi pada ahlinya.
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP
About the Author
Muhammad Alif Fiandra
Mahasiswa Teknologi Industri Pertanian Universitas Jember
Fimela.com, Jakarta Pelukan menjadi salah satu cara untuk menenangkan hati yang sedih. Pelukan juga sebagai bentuk ungkapan kasih sayang, cinta dan ketulusan. Para ahli menyebutkan jika pelukan bisa memberikan kekuatan, kebahagiaan dan kenyamanan. Pelukan bisa memberikan segudang manfaat mengesankan dan mengagumkan untuk diri sendiri pun orang lain.
Pelukan tidak hanya bisa dilakukan dengan pasangan, tetapi juga dengan keluarga, kerabat, sahabat pun teman-teman. Bahkan, ini bisa dilakukan untuk orang lain yang membutuhkan rangkulan, kedamaian, pertolongan dan kekuatan.
Sahabat Sehat, natrium hidroksida digunakan dalam berbagai jenis produk kecantikan. Ingredien satu ini bisa kamu temukan pada make up maupun skincare. Namun, sebenarnya apa sih fungsi bahan ini dan bagaiman keamananya?
MengenalNatrium Hidroksida
Natrium hidroksida, dikenal sebagai alkali dan soda kaustik adalah senyawa anorganik dengan rumus NaOH. Natrium hidroksida bersifat korosif yang menguraikan protein pada suhu lingkungan biasa dan dapat menyebabkan luka bakar kimia yang parah bila digunakan tanpa aturan.
Foto: Pexels.com
Natrium hidroksida digunakan di banyak industri seperti pembuatan bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, dan pembersih saluran air. Pada industri kecantikan natrium hidroksida biasa ditambahkan pada sabun, sabun cuci muka, krim tubuh, dan losion. Produksi di seluruh dunia pada tahun 2004 adalah sekitar 60 juta ton, sedangkan permintaan adalah 51 juta ton.
Isu Keamanan Natrium Hidroksida
Meskipun bersifat korosif, natrium hidroksida secara keseluruhan dianggap aman dalam penggunaan jumlah kecil, pada konsentrasi yang lebih rendah. Pada konsentrasi yang lebih tinggi, natrium hidroksida bisa berbahaya. Senyawa ini dapat menyebabkan luka bakar kimiawi dan gatal pada kulit. NaOH sangat berbahaya jika tertelan atau terhirup asapnya.
Manfaat Natrium Hidroksida pada Produk Kecantikan
Natrium hidroksida adalah pH balancer untuk membantu menyeimbangkan dan menjaga pH produk perawatan kulit. Ini bisa terjadi karena natrium hidroksida sangat basa dan kulit memiliki pH yang lebih asam antara 4-7. Sehingga sangat penting untuk menjaga acid mantle (level keasaman kulit), memberi kelembapan dan membantu melindungi kulit dari berbagai elemen yang merusak, dari bakteri dan virus hingga racun dan polutan lingkungan.
Manfaat lainnya adalah memaksimalkan kemanjuran produk tertentu, terutama pembersih dan exfoliant tanpa bilas, yang membutuhkan pH untuk dipertahankan dalam rentang yang sangat spesifik. Natrium hidroksida juga memainkan peran penting lainnya dalam pembuatan produk perawatan kulit selama saponifikasi, reaksi kimia yang mengubah lemak dan minyak menjadi sabun yang halus dan tercampur dengan baik.
Foto: Pexels.com
Potensi Efek Samping
Meski dianggapa aman untuk ditambahkan pada produk kecantikan dan perawatan kulit, dalam jumlah kecil dan konsentrasi rendah. Namun, perlu disadari bahwa efeknya pada kulit sangat bergantung pada individu.
Seseorang yang memiliki kulit sensitif dapat mengalami reaksi yang tidak diinginkan saat menggunakan produk yang mengandung natrium hidroksida. Beberapa efek samping seperti gatal dan ruam, pengelupasan, kekeringan, dan peningkatan sensitivitas kulit, peradangan dan iritasi, serta kulit kemerahan.
Guna menghindari hal tersebut, ada baiknya mencoba produk perawatan kulit baru dengan uji tempel. Caranya, oleskan sedikit produk pada kulit, bisa di belakang telinga atau area rahang untuk produk wajah, untuk produk losion dan sabun gunakan di pergelangan tangan atau lengan bawah. Tunggu setidaknya 24 jam untuk melihat tandairitasi. Produk bisa diasumsikan aman, jika tidak merasa gatal, perubahan warna, atau reaksi yang tidak diinginkan lainnya.
Nah, Sahabat Sehat sekarang jadi lebih tahu kan dengan ingredien produk kesayangan kamu. Semoga informasi ini bermanfaat!
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP
About the Author
Setyaning Pawestri, S.Pi, M.Si
Dosen Ilmu dan Teknologi Pangan, FATEPA, Universitas Mataram. Lulusan Teknologi Hasil Perikanan, Universitas Gadjah Mada dan Ilmu Pangan, Institut Pertanian Bogor
Fimela.com, Jakarta Di Indonesia setiap orang berisiko terinfeksi demam berdarah dengue (DBD) tanpa memandang dimana mereka tinggal, usia, dan gaya hidup. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI, dari awal tahun sampai dengan minggu ke-20 tahun 2023 telah tercatat 33.027 kasus demam berdarah dengan 258 kematian.
Dr. Anggraini Alam, SpA(K), Ketua UKK Infeksi dan Penyakit Tropis IDAI mengatakan di negara atau wilayah dengan penularan DBD yang tinggi, anak-anak cenderung paling banyak terkena dampaknya. Menurut data Kementerian Kesehatan tahun 2019, demam berdarah merupakan salah satu penyebab kematian anak tertinggi diIndonesia.
Mengapa anak-anak? dr. Anggraini menyampaikan anak paling terdampak karena bermain di mana-mana, tidak menggunakan pakaian panjang, dan sistem kekebalan tubuh.
“Presentase bayi terkena DBD hingga mengalami kematian cukup tinggi. Serta 80 persen anak usia di atas 10 tahuh setidaknya pernah terkena DDB,” ujar dokter Anggraini daam acara #Ayo3MplusVaksin.
Dr. Anggraini mengatakan gejala DBD pada dewasa dan anak tidak berbeda jauh, misalnya saja sakit kepala, demam tinggi, atau tiba-tiba demam sudah membaik. Perbedaanya, biasanya anak mendadak demam tinggi, lebih rewel dari biasanya, perubahan sikap tadinya pendiam jadi cerewet atau sebaliknya, ada pendarahan, tidak kencing seama empat jam.
Sedangkan orangtua, tulang atau sendi lebih sakit, hingga bola mata terasa tak nyaman.
“Biasanya bayi bahkan anak sulit mengatakan apa yang dirasakan. Dan jika tiba-tiba anak demam saat pulang sekolah patut diwaspadai terjangkit DBD,” tambahnya.
Jika kamu merasakan rasa panas seperti terbakar setelah makan makanan pedas, mungkin itu karena terjadinya refluks asam. Refluks asam adalah kondisi dimana adanya aliran dari isi lambung naik ke kerongkongan. Kondisi ini dapat mengundang berbagai gangguan seperti gerd, luka di kerongkongan serta atypicalsyndrome. Gangguan-gangguan tersebut tentu akan mengganggumu menjalani aktivitas sehari-hari.
Itulah beberapa kondisi yang akan muncul setelah kamu mengonsumsi makanan pedas. Tidak apa-apa kok makan makanan pedas, namun sebaiknya tetap dalam batas wajar.
Sahabat Sehat, kesulitan akses air bersih dan layak minum masih terjadi sampai hari ini. Utamanya di daerah pelosok Indonesia atau negara-negara miskin di belahan bumi Benua Afrika. Namun, ada sebutan ‘Colossal Waste of Time” terhadap masyarakat yang menjadi korban buruknya fasilitas akses air sehingga harus menempuh jarak jauh untuk mengambil air bersih setiap harinya, terlebih kondisi ini banyak dilakukan oleh anak-anak perempuan dan ibu-ibu. Mengapa bisa terjadi? Yuk, simak penjelasannya di sini!
Apa itu Colossal Waste of Time?
Istilah Colossal Waste of Time digunakan untuk menggambarkan jumlah waktu yang sia-sia terbuang akibat menempuh jarak atau mengantre karena sulitnya akses air bersih. Ironinya, jumlah masyarakat dunia yang melakukan ini sangat banyak sehingga diberikan penamaan “colossal”. Anak perempuan dan ibu-ibulah yang menjadi ‘tumbal’ waktu untuk mengambil air. Kondisi ini masih terjadi di negara di belahan Benua Afrika, seperti Mauritania, Somalia, Tunisia, dan Yaman.
Sumber: Pexels.com
Menurut United Nations Children’s Fund (UNICEF), pada tahun 2016 sebanyak 200 juta jam terbuang setiap hari akibat kegiatan mengambil air jarak jauh yang dilakukan oleh anak perempuan dan ibu-ibu. Angka 200 juta jam dikonversi sama dengan 22.800 tahun, yang mana seharusnya digunakan anak perempuan untuk menempuh pendidikan, sedangkan ibu-ibu kehilangan waktu bersama keluarga, seperti mengurus dan mendidik anak, serta mengerjakan pekerjaan rumah tangga lainnya yang berdampak pada kualitas keluarga.
Bayangkan di negara sub-Sahara, waktu yang digunakan untuk mengambil air bersih yaitu lebih dari 30 menit setiap harinya. Bahkan di Malawi membutuhkan waktu 54 menit, sementara jika beban tersebut diberikan kepada laki-laki hanya butuh waktu sekitar 6 menit.
Kondisi akses air yang sulit berdampak buruk bagi kesehatan. Air yang telah dikumpulkan akan disimpan di bak penampungan di rumah. Air yang tidak mengalir berisiko tinggi terkontaminasi bakteri penyebab diare, sedangkan diare menjadi pemicu kematian anak balita, malnutrisi, dan stunting. Belum lagi risiko kejahatan seksual dan kekerasan lainnya saat perempuan dalam perjalanan mengambil air.
Kesulitan air di Indonesia
Air bersih merupakan hak dasar manusia yang wajib dipenuhi. Dalam Sustainability Development Goals (SDGs) disebutkan bahwa capaian air bersih layak suatu negara diharapkan mencapai sebesar 100%. Pemerintah Indonesia juga menyampaikan target 100% air minum layak pada tahun 2020 – 2024. Saat ini capaian air minum layak masih di bawah target yaitu 91,05%. Berdasarkan studi World Resource Institute, Indonesia termasuk negara yang berisiko tinggi mengalami krisis air tahun 2040. Kemenkes juga menambahkan pada tahun 2021, terdapat 1 dari 5 rumah tangga menggunakan air minum yang terkontaminasi tinja.
Sumber: Pexels.com
Hal ini disebabkan karena keberadaan mata air dan air tanah yang terus berkurang, pencemaran lingkungan, perubahan iklim, serta susahnya akses air bersih utamanya bagi masyarakat di pelosok Indonesia. Langkanya air bersih menyebabkan masyarakat NTT berjalan 5 kilometer untuk memenuhi kebutuhan air keluarga, biasanya beban ini diberikan kepada anak perempuan. Meskipun kondisi ini sudah mulai berkurang karena dari pemerintah, pihak swasta, maupun organisasi kemanusiaan yang ikut membantu menyediakan akses air bersih terjangkau.
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP
Referensi
Kementerian PUPR. Tingkatkan Akses Air Minum dan Sanitasi Layak, Kementerian PUPR Sasar 1.063 Desa pada Pamsimas TA 2023. 2023. pu.go.id. Diakses 29 Mei 2023.
Kemenkes RI. 2022. Pemerintah Targetkan 2020-2024 Masyarakat Indonesia Akses Air Minum Layak 100% – Sehat Negeriku. kemkes.go.id. Diakses 29 Mei 2023.
Kompas. 2021. NTT Darurat Akses Air Bersih, Plan Indonesia: Penuhi Hak Anak Cegah Stunting. kompas.com. Diakses 29 Mei 2023.
Goodnewsfromindonesia. 2022. Indonesia Kaya Sumber Air Tapi Terancam Krisis Air Bersih, Apa Penyebabnya?. goodnewsfromindonesia.id. Diakses 29 Mei 2023.
UNICEF. 2016. Collecting Water is Often a Colossal Waste of Time for Women and Girls. unicef.org. Diakses 1 Juni 2023.